A SECRET WEAPON FOR RUMAHBOLA

A Secret Weapon For Rumahbola

A Secret Weapon For Rumahbola

Blog Article

Pada masa keemasan perdagangan rempah-rempah di abad ke fifteen sampaidengan abad ke 19, Kerajaan Bone dan Makassar yang perkasa berperan sebagaipintu gerbang ke pusat penghasil rempah, Kepulauan Maluku.

Siri' tappela' siri' (Bugis Teddeng siri' ): rasa malu seseorang itu hilang “terusik” karena sesuatu hal. Misalnya, ketika seseorang memiliki utang dan telah berjanji untuk membayarnya maka si pihak yang berutang berusaha sekuat tenaga untuk menepati janjinya atau membayar utangnya sebagaimana waktu yang telah ditentukan (disepakati).

Mungkin itulah yang mengilhami orang bugis ( terutama yang tinggaldi kampung ) lebih suka dengan arsitektur rumah yang tinggi

Dilakukan dengan memainkan bola raga dengan konstruksi bola berpindah-pindah dari kaki ke kaki, merupakan aktualisasi Akrannu-rannu, kegiatan yang dilakukan ketika waktu senggang atau dalam arti lain bermain dan bersenang-senang. Tampak pemain dengan lincah memainkan bola raga sambil berdiri di atas pundak dua orang rekannya. Pa'raga merupakan permainan kesenian asli Bugis-Makassar. Diyakini bahwa sebagai asal muasal permainan sepak takraw yang telah mendunia. Sepak takraw atau sepakbola rotan telah digandrungi masyarakat dunia. Perlu diketahui, takraw pertama kali muncul di Sulawesi Selatan. Asal muasal olahraga sepak takraw adalah sepak raga, yakni sebuah permainan yang memainkan bola rotan yang dipadu dengan gerakan mirip akrobat. Ma'raga atau gerakan melakukan raga dengan menggunakan bola rotan ini, pada dasarnya adalah terdiri dari gerakan-gerakan seni bela diri. Berdasarkan cerita turun-temurun di Dusun Kaemba, Desa Nisombalia, Kabupaten Maros bahwa permainan raga ini dulunya muncul dari sebuah kampung yang dahulu disebut Ujung Bulo, sebuah kampung Pa'raga di wilayah Maros. Sebuah sejarah juga mencatat perkembangan Ma'raga, ketika dari kedatangan seorang Karaeng (raja) dari Gowa yang menyebarkan islam dengan memperkenalkan alat-alat musik tradisional seperti gendang dan gong membuat ma'raga tidak lagi dilakukan dengan hanya gerakan-gerakan seperti biasa, namun diiringi dengan alat-alat musik tradisional. Hal ini dipastikan ma'raga adalah salah satu medium penyebaran agama islam di Kaemba. Sebuah catatan sejarah terawal tentang sepak raga juga terdapat dalam Sejarah Melayu.

Cucuru' Madingkking: Penganan ini terbuat dari tepung beras yang dicampur dengan gula merah kemudian digoreng. Kue ini biasanya dihidangkan untuk acara perjamuan pengantin.

Pesan para leluhur Bugis memberikan nasihat kepada anak cucunya yang hendak merantau dengan aksara lontara. Nasihat ini berpesan mengenai empat hal tentang kekayaan dan kesuksesan.

Edisi ini jadi kali pertama Euro diselenggarakan oleh dua negara tuan rumah. Saat itu, Belanda sudah termasuk tim kuat dunia, sedangkan Belgia masih belum menunjukkan eksistensinya.

Dari alat menggeseknya tidak diperlukan kayu khusus karena asalkan kuat, kayu tersebut bisa digunakan sebagai busur yang digunakan untuk menggesek Keso-Keso. Namun yang terpenting terletak pada benda yang terlihat seperti tali busur tersebut yang ternyata menggunakan rambut ekor kuda sebagai bahannya. Bunyi yang dihasilkan berasal dari gesekan antara senar pada Keso-Keso dan juga rambut ekor kuda pada busur.

, Adalah Siri’ yang berhubungan dengan harga diri pribadi, serta harga diri atau harkat dan martabat keluarga. Siri’ jenis ini adalah sesuatu yang tabu dan pantang untuk dilanggar karena taruhannya adalah nyawa.

Kulapisi': Sejenis kue lapis dengan warna putih, kue ini merupakan kue wajib bagi masyarakat Bugis-Makassar pada acara-acara adat

 Memang terdapat bebrapa varian bantuk huruf bugis di sulawesi selatan,tetapi itu tidaklah berarti bahwa esensi dasar dari huruf bugis ini hilang, dan itu biasa dalam setiap aksara didunia ini.

Tari Salonreng': Tarian ini dimainkan oleh 6 wanita yang memakai baju bodo dan six pria yang memakai passapu dilengkapi dengan keris, serta membawa bakul berisi padi, gula merah, pinang, daun sirih, dan beras sambil mengelilingi seekor kerbau yang dijadikan persembahan sambil menabur beras, lalu diakhiri dengan mangaru serta berdo'a memohon keselamatan. Tarian ini dilaksanakan untuk melepas hajat seperti berhasilnya panen atau sembuh dari penyakit dan terhindar dari malapetaka. Tarian ini dilaksanakan dengan mengelilingi satu ekor kerbau yang akan dijadikan persembahan dengan berbagai gerakan sambil menabur beras kemudian bermain pencak silat dengan menggunakan tombak dan diakhiri dengan Mangaru yang kemudian dilanjutkan dengan acara pemotongan kerbau sebagai rasa syukur dan memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa untuk keselamatan.

Sebagian masyarakat Suku Makassar menyebut baju bodo dengan nama bodo gesung. Alasannya adalah karena pakaian ini memiliki gelembung di bagian punggungnya. Gelembung tersebut muncul akibat baju bodo dikenakan dengan ikatan yang lebih tinggi. Secara sederhana, baju bodo merupakan baju tanpa lengan. Jahitan hanya digunakan untuk menyatukan sisi kanan dan kiri kain, sementara pada bagian bahu dibiarkan polos tanpa jahitan. Bagian atas baju bodo digunting atau dilubangi sebagai tempat masuknya leher. Lubang leher ini pun dibuat tanpa jahitan. Sebagai bawahan, sarung dengan motif kotak-kotak akan dikenakan dengan cara digulung atau dipegangi menggunakan tangan kiri. Pemakainya juga akan mengenakan beragam pernik aksesoris seperti kepingan-kepingan logam, gelang, kalung, bando emas, dan cincin.

Tari Mappadendang/Padendang: Tarian yang dilakukan oleh four pria dan six wanita berpakaian adat passapu baju bodo yang mengelilingi lesung, kemudian mappadendang dengan memukulkan ujung alu pada pinggiran lesung secara bergiliran dengan irama tertentu, dalam suasana gembira dan penuh semangat sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas keberhasilan panen. Tarian ini dilakukan dalam upacara Rumahbola Mappadendang dalam rangka menyatakan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena keberhasilan panen.

Report this page